Senin, 15 April 2013

Setahun Yang Lalu...

Bismillaahirrohmaanirrohiim...
Hari ini merupakan hari yang sangat mempunyai emosi bagi siswa-siswi kelas xii di seluruh Indonesia. Kenapa? Pasti tau lah Senin ini mereka pada melaksanakan UN hari pertama. Sedari pagi, di timeline saya udah banyak banget yang nge-tweet berdoalah, ini itu segala update tetek bengek yang temanya UN BANGET :D
Kebetulan saya juga follow akun @kompascom  , dari pagi sampai jam ini, ada sekitar 54 tweet yang berisi berita tentang UN hari pertama. WOW sekali bukan? *bukaaan* hehe
Yang menarik adalah ketika saya membaca headline tentang UN yang diundur. Lhoh bagaimana bisa seperti itu? Ternyata permasalahannya ada pada pendistribusian -_- Kasihan sekali ya. Mungkin mereka sudah siap menghadapi UN, eh ternyata kenyataan berkata lain. Tapi hal tersebut hanya terjadi di daerah tertentu saja. Sekitar jam 10 adik kelas saya nge-tweet seperti ini: "*barusan masuk rumah*". Kemudian saya tanya bagaimana UN hari pertama ini. Dia menjawab alhamdulillah bisa :) Fiuhh bersyukur sekali, senang rasanya tidak ada yang mengeluhkan (di timeline saya sih :p hehe)
Ada juga headline yang menuliskan tentang orang tua siswa yang menunggui anaknya ujian. Sungguh besar perhatian orang tua, tapi siapa juga yang tau kalau ada udang dibalik batu :)
Hmm...Bicara soal tweet juga, hari ini di timeline mayoritas orang nge-tweet soal UN, apapun itu. Termasuk teman-teman yang seangkatan lulus dengan saya tahun lalu. Mereka mulai mengenang  masa lalu, setahun yang lalu. Mulailah ingatan saya menelusuri jejak-jejak yang masih membekas. Hari pertama, kedua, alhamdulillaah saya lalui dengan lancar dan nyaman. Tetapi...Ada sesuatu yang pada hari kedua harus saya tahu dan itu menyakitkan, bagi saya pribadi. Sepulang dari sekolah, saya bersama 2 orang teman belajar berkelompok, sebenarnya mereka bukan teman dekat saya, tetapi karna mereka saya anggap menguasai materi dan bisa menggurui maka saya belajar bersama mereka. Hehe #IfYouKnowWhatIMean
Pada saat belajar bersama tentunya kami tidak terus-terusan membahas materi. Kami mulai berbincang (baca: nggosip) Mereka ngomongin soal kenyataan kalau ada teman seangkatan kami yang menjadi calo kunci jawaban UN. Astaghfirullah...Saat itu saya sangat kaget. Mereka pun bercerita lebih lanjut. Ternyata kunci jawaban tersebut dijual (kalo tidak salah) sekitar 20ribuan per mata pelajaran. Lebih mengagetkannya lagi, saya dengar dari mereka kalau banyak teman dari kelas kami yang juga membeli barang nista (tsaaah) tersebut.
Sepulang dari sana, saya bercerita kepada ibu saya. Beliau menanggapi, "Yo weslah, wes ben dadi urusan karo Gusti Allah." (Sudahlah, biar jadi urusan sama Gusti Allah) Terus terang saya marah dan kecewa, pokoknya perasaan campur aduk lah. Kenapa gitu lho mereka mesti pakai cara seperti itu? Apa mereka yang memakai itu enggak eman-eman sama hasil belajar mereka selama 3 tahun. Apa sih yang ada di pikirannya? Apalagi status sekolah kami adalah sekolah nomer 1 di kota kami.
Pada hari ke-3 UN, saya memperhatikan gerak-gerik anak-anak yang disebut teman saya tadi sebagai calo. Nah ternyata, pada pagi itu (saya baru memperhatikan) dia dikerumuni oleh teman-teman yang lain. Mereka juga nggak bawa buku di tangan, malah bawa "alat bantu" yaitu HP (HandPhone). Usut punya usut kunci jawaban tersebut disebarkan melalui SMS, pagi-pagi mereka meminta jawaban. Terus terang saja sejak saat itu saya menjadi lebih diam kepada orang-orang itu. Yang saya lihat dari mereka adalah mereka tampak tenang ketika selesai mengikuti UN, padahal (mohon maaf) mereka itu dalam keseharian bisa dibilang mempunyai catatan akademik yang rendah. Bahkan pada saat diadakan tryout kota, masih banyak teman yang menduduki peringkat yang mengkhawatirkan dan dari hasil tryout sekolah pun mereka dinyatakan kemungkinan besar tidak lulus UN. Nah hal ini yang semakin menguatkan pikiran su'udzon (prasangka buruk) saya terhadap mereka. Jika dinalar kan tidak mungkin anak yang mempunyai nilai-nilai yang mengkhawatirkan sampai detik-detik terakhir tampak tenang saat UN?
Hubungannya dengan tweet teman-teman saya tadi pagi, mereka dengan bangganya membahas hal itu di twitter. Saya cuma bisa diem dan nyimak apa yang mereka omongin. Dalam hati saya padahal berkata, "beli kunci jawaban UN aja bangga." :) Hehe Tapi saya mencoba woles aja. Yaa sudahlah << begitu kata Bondan Prakoso dalam lagunya.
Teman-teman blogger atau yang kebetulan lewat dan baca post ini, apa kalian juga pernah punya pengalaman serupa? Atau bahkan punya pengalaman yang lebih menarik? Lalu...Apa yang kalian pikirkan saat membaca post ini? Saya berharap kalian bersedia berbagi dengan saya :) Terima Kasih telah membaca :)) Mohon maaf juga yang sebesar-besarnya kalau posting ini telah melukai harga diri anda sekalian (bagi yang merasa)
Selamat sore...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar